HTS adalah alat pemisahan mineral berdasarkan sifat listrik
(konduktifitas) yang dimiliki mineral-mineral, hasil yang didapat dari
mineral-mineral ini adalah konduktor, middling dan non konduktor.
1.
Bagian-bagian HTS
a. “Ionizer Electroda” adalah elektrode yang
berbentuk kawat halus. Fungsinya menimbulkan ‘corona’ adalah pelepasan muatan
listrik yang dapat memberikan muatan listrik yang dikehendaki pada mineral yang
akan dipisahkan. ‘Corona’
ini spesifik pada medan
listrik yang sangat homogen. Untuk menimbulkan medan listrik yang non homogen ini maka
dibuat diameter “Ionizer Electrode” jauh lebih kecil dari rotor.
b. “Deviason Electroda”, berbentuk silinder yang
fungsinya untuk menimbulkan medan
listrik statis. Jarak antara “Deviason Electroda” dan “Ionizer Electroda”
adalah tetap, dihubungkan dengan suatu sambungan konduktor.
c. Rotor, berbentuk silinder yang berdiameter
lebih besar dari “Deviason Electroda” dan dapat berputar. Panjang dan diameter
menentukan kapasitasnya. Rotor merupakan electrode positif karena dalam
operasinya dihubungkan dengan tanah.
d. Splitter, untuk memotong lintasan butiran
mineral yang keluar dari medan
listrik statis, sehingga diperoleh hasil konduktor, middling dan non konduktor,
pengukuran jarak splitter dilakukan terhadap garis tengah yang dilalui rotor.
Hal-hal yang berpengaruh pada bagian-bagian
HTS
a. Kecepatan
putaran Rotor
Mempengaruhi gerakan mineral melalui gaya centrifugal yang
dihasilkan pada putarannya, dimana mineral dengan berat jenis lebih besar akan
terlempar lebih jauh dari posisi rotor.
b. Ukuran
diameter Elektrode
Ukuran diameter "ionizer
electrode" terhadap "deviation electrode" berpengaruh pada
intensitas medan
listrik. Medan listrik yang menimbulkan "lifting effect" dan
"pinning effect", yang berpengaruh pada perolehan mineral non konduktor,
midling dan konduktor.
c. Kedudukan
Splitter
Kedudukan splitter pertama dan kedua
berpengaruh pada perolehan feed berkadar non konduktor, middling, dan
konduktor. Untuk mendapatkan kasiterit dan mineral konduktor berharga lainnya
dengan kadar tinggi, maka kedudukan splitter kedua harus dibuat lebih jauh dari
splitter pertama.
3. Mekanisme Pemisahan
Feed yang masih panas jatuh merata pada rotor yang berputar,
lalu mineral memasuki ‘corona’ antara elektrode dan rotor dimana terjadi
pemberian muatan listrik. Untuk mineral yang bersifat konduktor muatan yang
menempel pada permukaannya diteruskan pada rotor yang ditanahkan, lalu
cenderung jatuhnya menjauhi rotor (hasil konduktor). Sedangkan untuk mineral
yang bersifat non konduktor muatan yang diterimanya tidak diteruskan dan tetap
melakat pada rotor, jatuh ke hasil non konduktor. Hasil middling adalah mineral
yang jatuhnya antara hasil konduktor dan hasil non konduktor. Mekanisme
pemisahan HTS pada gambar 2.
GAMBAR 2
MEKANISME PEMISAHAN PADA HTS
B. Perilaku butiran mineral di dalam medan listrik akibat
keadaan electrode yang berbeda
1. Lifting
Effect.
Keadaan
ini terjadi akibat ukuran dari diameter "Ionizer Electrode" besar.
"Lifting effect" merupakan perbandingan gaya listrik dan gaya sentrifugal.
Sifat-sifat "lifting effect"
adalah :
a. Tergantung dari mineral untuk menerima muatan
listrik pada permukaannya.
b. Untuk mineral yang konduktifitasnya sama
tetapi "afinitet" terthadap muatan listrik pada permukaan berbeda.
c. Tingkat
pemisahan rendah, 10%-20%.
d. Terpengaruh
oleh temperature.
e. Interval
voltase yang digunakan, 0-20000 volt.
GAMBAR 3
PERISTIWA LIFTING EFFECT PADA ALAT PEMISAHAN LISTRIK
2. Pinning
effect
Keadaan ini terjadi akibat dari ukuran
diameter "Ionizer Electroda" yang kecil. "Pinning Effect"
merupakan perbandingan gaya
image dan gaya
sentrifugal.
Sifat-sifat "pinning effect"
adalah :
a. Muatan permukan dari konduktor yang lemah.
b. Pemisahan mineral berdasrkan perbedaan
hantaran listrik.
c. Tingkat pemisahan tinggi, 80% - 95%.
Banyaknya pengulangan proses 20%-40%.
d. Tidak dipengaruhi oleh temperature.
e. Interval voltase yang digunakan, 0 - 30000
volt.
GAMBAR 4
PERISTIWA PINNING EFECT PADA ALAT PEMISAHAN LISTRIK
3. Pengaruh
"Pinning effect" yang sangat kuat pada HTS
Keadaan
ini terjadi akibat dari "deviation elektrode " dan "Ionier
Electroda" merupakan garis lurus dengan titik tengah dari rotor. Maka
pengaruh listrik sangat kuat.
GAMBAR 5
PERISTIWA PINNING EFEECT YANG SANGAT KUAT
Sifat-sifat
"pinning effect" yang sangat kuat adalah :
a. Pengaruh listrik sangat kuat, bahkan akan
menarik mineral konduktor dengan kuat bila tidak ada pengontrolan.
b. Pemisahan hanya berdasarkan perbedaan hantaran
listrik.
c. Tingkat pemisahan tinggi, 85% - 98%,
pengulangan proses adalah 20 % -
40%.
d.Tidak dipengaruhi temperature.
e. Interval voltase yang digunakan, 0 - 50000
volt
a.
Kecepatan putaran rotor
Kecepatan
putaran rotor akan menimbulkan gaya
centrifugal pada butiran mineral, untuk butiran mineral yang sama ukurannya
apabila tidak ada gaya
listrik akan jatuh menurut susunan berat jenisnya. Yang mempunyai berat jenis
paling besar akan terlempar paling jauh dari rotor dan mineral yang mempunyai
berat jenis paling ringan akan terlempar paling dekat dari rotor. Maka dengan
demikian untuk mengolah butiran mineral yang mempunyai butiran kasar putaran
rotornya sebaiknya harus lebih lambat dibandingkan dengan ukuran butiran yang
lebih halus.
b.
Kuat tegangan listrik
Untuk
melihat pengaruh kuat tegangan listrik dilakukan dengan cara, variabel lain
yang tetap dan jarak elektrode terhadap rotor juga tetap. Apabila dilakukan
putaran rotor tanpa diberi tegangan maka sebagain besar butiran mineral akan
masuk ke dalam konsentrat (konduktor). Pada pemberian arus listrik yang semakin
tinggi maka akan terlihat pengaruh "pinning effect" yang lebih
dominan, akibatnya kadar konduktor akan naik.
c.
Kedudukan splitter
Untuk
mendapatkan konduktor dengan kadar tinggi maka splitter kedua harus dibuat
lebih jauh, sedangkan untuk mendapatkan non konduktor yang lebih bersih jarak
splitter pertama lebih dekat dari rotor. Pengaturan jarak splitter dibatasi
hasil middling yang diusahakan serendah mungkin.
d.
Kedudukan Elektrode
Posisi
elektrode relatif terhadap permukaan rotor, posisi ini merupakan faktor yang
sangat penting di dalam mengontrol intensitas medan listrik. Antara elektrode kawat dengan
rotor terdapat suatu jarak kritis, yaitu jarak terdekat. Di bawah jarak ini
percobaaan tidak boleh dilakukan karena timbul bunga api listrik, clan kawat
dapat putus.
Pengaruh keadaan Feed
a.
Pengaruh temperature
Temperatur
ini berhubungan dengan kelembaban udara, mineral non konduktor dapat bersifat konduktor
karena dilapisi uap air. Dalam keadaan lembab butiran mineral akan bersifat
konduktor iebih besar. Pemanasan dilakukan terhadap butiran mineral dengan
temperature ± 150°C.
b.
Ukuran butir
Butiran
mineral kasar pengaruh gaya
gravitasi dan gaya
sentrifugal lebih dominan, butiran mineral halus gaya listrik yang lebih dominan.
c.
Kecepatan feed
Apabila
variabel-variabel tetap, dengan kecepatan feed yang makin besar akan diperoleh
konduktor dengan recovery dan kadar yang rendah.
d.
Kadar feed
Apabila
variabel-variabel lain tetap, dengan kadar feed yang makin besar akan
dihasilkan kadar dan recovery yang besar pula.
Karakteristik Butiran Mineral
Untuk melihat bagaimana karakteristik
dari butiran mineral terutama sifat listriknya pada alat HTS, maka di sini
diambil contoh butiran mineral yang mempunyai muatan negative (-q), dalam
kondisi di antara dua kutub.
Butiran mineral akan jatuh menurut
lintasan y' yang menyimpang dari lintasan gravitasi y, oleh karena adanya gaya tarik listrik. Jika
butiran mineral tersebut adalah sebuah konduktor, akan mengalami induksi
listrik. Muatan -q akan bertambah, tetapi bersamaan dengan itu di ujung lainnya
dari butiran mineral akan timbul muatan positif (+q) sebesar pertambahan muatan
negative y'. Jadi dalam hal ini, konduktor atau non konduktor dengan muatan
yang sama akan melalui lintasan yang sama dengan penyimpangan sebesar ∆x.
GAMBAR 6
BUTIRAN MINERAL BERMUATAN NEGATIF JATUH ANTARA DUA KUTUB
Keberhasilan pemisahan menggunakan HTS
ini harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu :
1.
Gaya-gaya yang bekerja dan berpengaruh
a. Gaya Listrik
Mempengaruhi gerakan mineral bermuatan
menuju electrode.
b. Gaya Image
Mempengaruhi gerakan mineral bermuatan
menuju rotor.
c. Gaya Centrifugal
Mempengaruhi gerakan mineral berukuran
tertentu (20-40 mesh) mendekati atau menjauhi rotor.
d. Gaya Gravitasi
Mempengaruhi gerakan mineral dengan
berat jenis tertentu menuju media penampung.
2.
Keadaan Feed
a. Pengaruh
Temperatur
Berhubungan dengan kelembapan udara,
jika butiran mineral dalam keadaan lembab, maka mineral tersebut akan cenderung
bersifat konduktor dan akan mempengaruhi kualitas perolehan mineral yang
dinginkan.
b. Ukuran
Butir
Ukuran butiran mineral berpengaruh pada
efek gaya yang
terj adi, butiran kasar gaya
gravitasi dan centrifugalnya lebih dominant sedangkan butiran lebih halus gaya listrik lebih
dominan mempengaruhinya.
c. Kadar
Feed
Pengaruhnya jika variable yang lainnya
tetap, dengan masukan kadar feed yang makin besar, maka akan dihasilkan kadasr
dan recovery yang besar.
Dengan mengetahui karakteristik dari
butiran mineral dan karakteristik peralatan yang mempengaruhi pemisahan pada
HTS, maka hal ini akan sangat membantu dalam keberhasilan proses pemisahan
menggunakan HTS. Dalam keadaan pengaturan vartiabel yang tepat seperti
diuraikan sebelumnya, mineral bersifat konduktor akan terpisah dengan baik
dengan mineral yang bersifat non konduktor. Pada praktek penggunaan HTS akan
dihasilkan middling. Midling merupakan hasil dari HTS yang jatuh antara hasil
konduktor dan hasil non konduktor, middling dibagi atas :
1. "Gravitational Midling", terdiri
dari butiran mineral yang belum sempat dipengaruhi "corona" atau
dipengaruhi medan
listrik static.
2. "Ionicall Charge Midling", terdiri
dari butiran mineral yang sudah dipengaruhi "corona", tetapi belurn
sempat dipengaruhi oleh medan listrik static dengan sempurna.
kenapa pak untuk mineral non conductor nya bisa melekat pada rotor.
BalasHapustolong di jelaskan.