Jig merupakan
salah satu alat pemisahan yang berdasarkan perbedaan berat jenis, bekrja secara
mekanis yang menggunakan adanya perbedaan kemampuan menerobos dari butiran yang
akan dipisahkan terhadap suatu lapisan pemisah (bed). Secara umum jig merupakan
suatu tangki terbuka yang berisi air dengan saringan horizontal terletak pada
bagian atasnya dimana terdapat lapisan pemisah.
Tangki jig dilengkapi dengan lubang
pengeluaran konsentrat (spigot) pada
bagian bawahnya. Disamping itu jig juga memiliki suatu mekanisme penyebab
terjadinya tekanan (pulsion) yang
diimbangi dengan pemakaian air tambahan.
GAMBAR I
JIG TAMPAK DEPAN
PRINSIP KERJA PROSES JIGGING
Apabila
terjadi pulsion maka bed
akan terdorong naik. Sehingga batuan pada lapisan bed akan merenggang karena adanya tekanan. Kesempatan ini akan
dimanfaatkan oleh mineral berat untuk menerobos bed masuk ke tangki sebagai konsentrat sedangkan mineral ringan
akan terbawa oleh aliran horizontal diatas permukaan bed dan akan terbuang
sebagai tailing. Pada saat
terjadi suction, bed menutup kembali
sehingga mineral berat berukuran besar dan mineral ringan berukuran besar tidak
berpeluang masuk ke tangki. Jadi mineral berat berukuran besar akan mengendap
diatas bed untuk menunggu kesempatan pulsion berikutnya, sedangkan mineral
ringan berukuran besar akan terbawa aliran arus horizontal.
GAMBAR II
JIG TAMPAK SAMPING PADA SAAT PULSION
GAMBAR III
JIG TAMPAK SAMPING PADA SAAT SUCTION
GAMBAR IV
JIG TAMPAK ATAS DIAFRAGMA PADA SAAT PULSION DAN SUCTION
Pada
pemisahan partikel mineral dalam proses jigging
dipengaruhi tiga faktor, antara lain :
a.
Differential acceleration
Differential acceleration merupakan
faktor perbedaan kecepatan jatuh partikel mineral ke bed, karena adanya gerakan yang terjadi pada alat jig. Hal ini akan menyebabkan partikel
mineral yang memiliki berat jenis besar akan memiliki kecepatan jatuh yang lebih besar.
b. Hinderet setting
Hinderet setting adalah faktor kerapatan
batuan pada lapisan bed, faktor
dimana kecepatan jatuh setelah mineral mencapai kecepatan akhir atau setelah
mengendap pada bed, dimana partikel
mineral terangkat dan turun pada saat terjadi
pulsion dan suction mengalami kesulitan untuk
melalui media pemisah di dalam jig.
Jadi dapat dikatakan faktor pengaturan kerapatan bed.
c. Consolidation
trickling
Consolidation
trickling adalah faktor atau cara pengaliran campuran partikel mineral pada
waktu akhir jatuh, dimana berlaku setelah lapisan bed menutup pada saat akhir dorongan (pulsion) . Partikel mineral ringan berukuran besar tidak sanggup
berpindah ke kompartemen berikutnya karena pengaruh kecepatan yang terjadi pada
partikel mineral tersebut. Sedangkan mineral berat dengan ukuran kecil
mempunyai kesempatan untuk menerobos celah-celah lapisan bed, karena partikel tersebut cukup kecil bila dibandingkan dengan
rongga bed. Kondisi seperti inilah
yang dikendalikan dalam Consolidation
trickling.
Berdasarkan
ketiga faktor pemisahan mineral dalam jig
diatas, maka terjadilah proses pemisahan mineral yang berbeda berat
jenisnya, dalam hal ini mineral berharga seperti kasiterit, xenotin, monasit,
ilmenit, zircon, Pb dan biji besi dengan mineral tailing yang berupa kuarsa dan clay. Mineral-mineral yang berat
jenisnya lebih besar baik yang berukuran kecil maupun besar berada di bawah
saringan, kemudian masuk kedalam tangki dan keluar melalui spigot sebagai konsentrat. Sedangkan mineral pengotor atau mineral
ringan baik yang berukuran kecil ataupun besar akan terdorong oleh desakan dari feed berikutnya dan arus horizontal
diatas permukaan bed dan terbuang
sebagai tailing . Apabila ketiga
faktor tersebut disatukan maka proses tersebut dinamakan ideal jigging process.
Berdasarkan jumlah
kompartemennya jig dapat dibagi
menjadi beberapa tipe, antara lain :
-
tipe 1x2 - tipe 2x2
-
tipe 1x3 - tipe 2x3
Gambar V
JIG 1X2 CELL
Gambar VI
JIG 2X2 CELL
Gambar VII
JIG 1X3 CELL
Gambar VIII
JIG 2X3 CELL
B. PARAMETER
PADA PROSES JIGGING
Pada
proses pemisahan dengan menggunakan alat jig,
terdapat beberapa parameter yang mempengaruhi efektifitas kerja jig.
Adapun parameter yang mempengaruhi proses pemisahan tersebut antara lain :
a. Amplitudo
membran atau frekuensi stroke
Amplitudo membran adalah jarak yang ditempuh oleh
torak atau membran dari awal dorongan (pulsion)
hingga akhir hisapan (suction),
sedangkan frekuensi stroke merupakan banyaknya dorongan per menit. Bila jumlah
(rpm) pukulan besar, maka panjang langkahnya (amplitudo) lebih pendek demikian sebaliknya.
Amplitudo membrane dan frekuensi stroke ini akan berpengaruh kepada
kecepatan aliran vertical ke atas dimana kecepatannya tidak boleh lebih besar
dari pada kecepatan jatuh partikel. Apabila hal ini terjadi maka akan
menyebabkan kehilangan mineral berharga yang mempunyai ukuran butir lebih
kecil. Oleh sebab itu amplitude membrane dan frekuensi stroke yang digunakan harus disesuaikan dengan ukuran butir
partikel mineral berharga yang ada di lapangan.
b. Kecepatan aliran horizontal
Kecepatan aliran horizontal adalah kecepatan air yang
mengalir di atas lapisan bed . Fungsi
kecepatan horizontal adalah untuk membawa material ringan, baik yang berukuran
besar ataupun kecil. Kecepatan aliran horizontal ini sangat berpengaruh
terhadap pengendapan mineral.
c. Ketebalan
bed dan ukuran batu pada lapisan bed
yang digunakan
Bed
merupakan bahan padat yang terdiri dari lapisan batu hematite yang digunakan
sebagai media pemisah mineral berat pada jig.
Ketebalan dan ukuran bed sangat
mempengaruhi hasil pemisahan dan tergantung kepada mineral yang akan dipisahkan
. Semakin tebal dan besar ukuran butir bed,
maka akan semakin sulit kecepatan aliran vertical ke atas untuk mendorong
lapisan bed, sehingga semakin sedikit
partikel mineral berharga yang mengendap sebagai konsentrat. Sebaliknya semakin
tipis dan kecil ukuran butir bed,
maka ada kemungkinan aliran vertical ke atas akan melontarkan bed, sehingga ruangan antara bed menjadi terlalu besar. Hal ini
menyebabkan mineral ringan yang berukuran besar akan menerobos lapisan bed dan mengendap sebagai konsentrat,
sehingga kadar konsentrat menjadi rendah.
d. Volume air tambahan (Under water)
Selama proses pemisahan berlangsung dengan baik sesuai
rencana, air di dalam tangki ada yang masuk ada pula yang keluar. Air yang
masuk adalah air yang bercampur bersama feed
dan air yang berasal dari header tank (air
tambahan). Sedangkan air yang keluar adalah air yang keluar bersama-sama dengan
tailing dan air yang keluar melalui spigot
bersama konsentrat.
Volume air tambahan adalah jumlah air yang dialirkan
ke jig yang berguna sebagai air
tambahan. Manfaat air tambahan ini adalah untuk mengimbangi hisapan, mengimbangi jangan terlalu banyaknya
aliran air diatas jig yang menuju ke
dasar dapat terjadi apa yang dinamakan gerak pulsasi (gerakan ketas dan hisapan
ke bawah) dan menggantikan air yang keluar melalui lubang spigot.
e. Ukuran
lubang spigot
Lubang spigot adalah suatu lubang yang berfungsi sebagai tempat
keluarnya konsentrat hasil pemisahan. Besarnya ukuran lubang spigot ini akan mempengaruhi volume air
yang terdapat dalam tangki jig.
Apabila ukuran lubang spigot terlalu
besar, maka volume air yang keluar melalui lubang spigot akan menjadi besar.
Hal ini akan mengakibatkan tangki jig
menjadi kosong, dan jig akan
mengalami kekurangan air. Untuk menjaga keseimbangan air didalam jig, maka ukuran lubang spigot diusahakan sekecil mungkin. Hali
ini bertujuan agar pada proses pemisahan berikutnya tidak terjadi kelebihan air
dan pemakaian air tambahan dapat terjaga.
f. Feeding dan proses padatan
Feeding
adalah proses pemasukan bahan baku
campuran mineral baik bijih berharga atau
mineral lainnya dengan mengalir kepermukaan jig, yang disesuaikan dengan kapasitas alat pencucian. Distribusi feed dipermukaan jig harus diatur dengan baik agar proses jigging dapat berjalan dengan sempurna.
Penyebaran dan kekentalan (proses padatan) feed yang masuk kepermukaan jig perlu diperhatikan. Penyebaran feed yang tidak merata mengakibatkan
terjadinya penumpukan dan kelebihan beban yang terlalu besar yang diterima oleh
permukaan jig. Feed yang terlalu kental akan menyebabkan penumpukan dan kecepatan
aliran kecil, sebaliknya feed yang
terlalu encer akan menyebabkan kecepatan aliran yang besar sehingga banyak
mineral berharga yang hilang sebagai tailing.
g. Motor jig
Motor jig merupakan
motor penggerak stroke yang
menyebabkan terjadinya pulsion dan suction pada proses pemisahan. Penentuan
daya atau HP motor yang digunakan berdasarkan beban yang akan didorong pada
saat pulsion, jumlah putaran gear box dan panjang pukul motor yang
digunakan.
h. Jig screen
Jig screen merupakan
saringan yang terbuat dari kawat (ketebalan kawat 1,5 mm) yang dipasang
diantara rooster bawah dan rooster atas. Posisi pemasangan jig screen berpengaruh terhadap jumlah
dan luas lubang bukaan jig screen
tersebut.
i. Kecepatan aliran didalam jig tank
Kecepatan aliran didalam tangki jig berpengaruh terhadap proses pengendapan mineral berharga.
Apabila kecepatan aliran vertikal keatas akibat pulsion lebih besar dari kecepatan jatuh butir mineral berharga,
maka mineral berharga tidak memiliki kesempatan untuk turun mengendap sebagai
konsentrat. Sebaliknya jika kecepatan aliran vertikal ke atas terlalu kecil maka kadar konsentrat
akan menjadi rendah. Hal ini disebabkan karena mineral pengotor yang kecepatan
jatuhnya juga kecil akan turun sebagai konsentrat.
j. Kemiringan jig
Kemiringan jig
berpengaruh terhadap kecepatan aliran horizontal pada kondisi yang stabil,
dengan perbandingan kemiringan jig
1:12, dalam artian bila kemirinagan jig ditambah satu derajat maka kecepatan
akan bertambah dua belas kali dari kecepatan pada posisi jig yang datar.
hahaha.
BalasHapusthanks rick, pas pulak aku butuh ttg jig.
pasaribu.
:p
Ada yg jual atqu yg bisa rakit?
BalasHapusmana gambarnyA Differential acceleration, Hinderet setting Consolidation trickling SAYA BUTUH
BalasHapus